Pengaruh Kehilangan Gigi Posterior terhadap Gangguan Temporomandibular Joint (TMJ) pada Pasien di RSIGM FKG UMI
DOI:
https://doi.org/10.33096/smj.v5i01.96Keywords:
kehilangan gigi posterior, gangguan temporomandibular joint (TMJ)Abstract
Latar Belakang: Kehilangan gigi merupakan salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang banyak muncul di masyarakat sehingga dapat mempegaruhi struktur orofasial seperti jaringan, tulang, persarafan dan otot, sehingga menyebabkan terganggunya fungsi pengunyahan, bicara, estetis, serta hubungan sosial. Tujuan: Mengetahui pengaruh kehilangan gigi posterior terhadap gangguan TMJ. Metode: penelitian observasi dengan rancangan penelitian analitik cross sectional. dengan menggunakan Uji statistik Chi-square. Penelitian ini terdiri dari 50 sampel yaitu pasien yang pernah dilakukan pencabutan gigi posterior di RSIGM FKG UMI. Hasil: didapatkan distribusi frekuensi antara Kriteria TMJ dan Kehilangan gigi. Dimana untuk kelompok responden yang memiliki Kehilangan 1-4 Gigi yang berkategori tidak terjadi Gangguan TMJ sebanyak 33 orang atau 66%, berkategori Gangguan TMJ Ringan 7 orang atau 14%, berkategori Gangguan TMJ Sedang 4 orang atau 8% dan yang berkategori Gangguan TMJBerat 0 orang. Sedangkan untuk kelompok responden yang memiliki kehilangan 5-8 gigi yang berkategori tidak terjadi Gangguan TMJ 0 orang, berkategori Gangguan TMJ Ringan 3 orang atau 6%, berkategori Gangguan TMJ sedang 2 orang atau 4% dan Kelompok berkategori Gangguan TMJBerat sebanyak 1 orang atau 2%. Kesimpulan: Berdasarkan uji Chi-Square yang dilakukan didapatkan nilai p-value sebesar 0,001 atau p-value lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kehilangan gigi posterior terhadap gangguan TMJ. Dimana semakin banyak kehilangan gigi akan semakin meningkatkan gangguan TMJ.