Prevalensi Lesi Oral sebagai Manifestasi HIV/AIDS pada Orang Dengan HIV (ODHIV) yang Mengonsumsi Highly Active Antiretroviral Therapy di Komunitas Mahameru Surabaya Indonesia

Authors

  • Desiana Radithia Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Airlangga
  • Diah Savitri Ernawati Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Airlangga
  • Reiska Kumala Bakti Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Airlangga
  • Aulya Setyo Pratiwi Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Airlangga
  • Nurina Febriyanti Ayuningtyas Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Airlangga
  • Fatma Yasmin Mahdani Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Airlangga
  • Togu Andrie Simon Pasaribu Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Airlangga
  • Karlina Puspasari Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Airlangga
  • Selviana Rizky Pramitha Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Airlangga
  • Gremita Kusuma Dewi Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Airlangga

DOI:

https://doi.org/10.33096/smj.v6i01.127

Keywords:

HAART, HIV/AIDS, Manifestasi oral, ODHIV, Pemberdayaan masyarakat

Abstract

Pendahuluan: Terjadinya lesi oral pada Orang Dengan HIV (ODHIV) telah banyak dihubungkan dengan peningkatan viral load, penurunan jumlah CD4+, dan konsumsi Highly Active Antiretroviral Therapy (HAART) yang walaupun penggunaannya dapat meningkatkan kondisi umum ODHIV, tetapi penggunaan dalam jangka panjang juga akan memicu berbagai perubahan secara sistemik dan lokal. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mendata prevalensi terjadinya lesi oral pada ODHIV yang menggunakan HAART. Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasi cross sectional dengan total sampling sesuai dengan STOBE statement. Data dicatat pada formulir kuesioner dan formulir pemeriksaan klinis. Hasil: Sebanyak total 40 orang peserta dilaporkan dalam penelitian ini. Jenis HAART yang paling banyak dilaporkan penggunaannya dalam jangka panjang tanpa perubahan adalah TLD (27,5%), sementara jenis terapi dengan perubahan regimen adalah terapi awal dengan Duviral Neviral menjadi terapi dengan TLD (12,5%). Durasi terapi HAART selama lebih dari 3 tahun tercatat pada 29 peserta (72,5%) dan durasi terapi kurang dari 3 tahun tercatat pada 11 peserta (27,5%). Lesi oral yang paling banyak diobservasi adalah diffuse oral hyperpigmentation (47,62%), diikuti oleh coated tongue (23,81%), traumatic ulcer (4,76%), linea alba (4,76%), torus palatinus (4,76%), dan lesi-lesi lainnya. Kesimpulan: Lesi oral yang paling banyak ditemukan adalah oral diffuse hyperpigmentation dan korelasinya dengan penggunaan HAART masih perlu ditelaah lebih lanjut.

Downloads

Published

2024-04-30

Issue

Section

Original Articles

Most read articles by the same author(s)